Panic Selling Saat Market Sedang Tidak Baik-baik Saja

Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com –Panic selling adalah suatu kondisi di pasar keuangan di mana investor atau trader menjual saham atau aset lainnya secara terburu-buru dan dalam jumlah besar karena ketakutan atau kecemasan yang tinggi.

Hal ini sering terjadi ketika pasar mengalami penurunan harga yang tajam atau saat ada kabar buruk yang menyebabkan ketidakpastian.

Investor yang terpengaruh oleh panic selling biasanya bertindak tanpa mempertimbangkan analisis mendalam, dan mereka lebih fokus pada dorongan emosional, seperti ketakutan kehilangan lebih banyak uang.

SIMAK JUGA: Tip Menghindari Keputusan Emosional dan Impulsif dalam Investasi

Akibatnya, aksi jual besar-besaran ini dapat memperburuk penurunan harga dan menciptakan lingkaran setan, di mana harga terus jatuh karena lebih banyak orang ikut menjual.

Panic selling sering kali terjadi dalam situasi krisis ekonomi, bencana alam, atau peristiwa yang menyebabkan ketidakstabilan pasar.

Panic selling biasanya dipicu oleh beberapa faktor yang menyebabkan investor merasa cemas dan terburu-buru mengambil keputusan jual. Berikut beberapa penyebab utama dari panic selling:

Berita Negatif atau Krisis: Ketika ada berita buruk yang datang tiba-tiba, seperti resesi ekonomi, krisis keuangan, bencana alam, atau ketegangan politik, banyak investor yang merasa takut akan dampak negatif tersebut terhadap pasar dan mulai menjual aset mereka.

Penurunan Harga yang Tajam: Jika harga saham atau aset lain turun secara signifikan dalam waktu singkat, banyak investor yang takut akan kerugian lebih lanjut dan merasa perlu untuk menjual sebelum kerugian mereka semakin besar.

Ketidakpastian Pasar: Ketika ada ketidakpastian yang tinggi mengenai arah pasar atau ekonomi, investor bisa merasa cemas dan kehilangan rasa percaya diri. Ketakutan akan keputusan yang salah mendorong mereka untuk menjual dengan cepat.

Pengaruh Media Sosial dan Berita Cepat: Di era digital, berita atau rumor dapat tersebar sangat cepat. Ketika banyak orang membaca atau mendengar berita buruk yang sama, mereka mungkin ikut-ikutan menjual saham mereka, meskipun mereka tidak memiliki informasi yang cukup untuk menilai situasi secara objektif.

Psikologi Massa: Panic selling sering kali dipicu oleh perilaku kelompok. Ketika banyak investor atau trader mulai menjual, yang lain merasa tertekan untuk mengikuti agar tidak ketinggalan kerugian. Efek ini bisa memperburuk penurunan harga.

Kehilangan Kepercayaan: Ketika investor kehilangan kepercayaan pada prospek pasar atau ekonomi, mereka mungkin panik dan mulai menjual saham mereka, bahkan jika faktor dasar ekonomi atau perusahaan tetap kuat.

Margin Calls: Investor yang membeli saham dengan menggunakan margin (meminjam uang untuk berinvestasi) dapat menerima panggilan margin (margin call) jika nilai portofolio mereka turun di bawah ambang batas tertentu. Ini memaksa mereka untuk menjual saham untuk memenuhi kewajiban tersebut, sering kali di tengah penurunan pasar.

Panic selling sering kali terjadi karena pengaruh emosi dan reaksi impulsif, dan terkadang menyebabkan harga turun lebih jauh dari yang seharusnya.

SIMAK JUGA: Wajib Dibaca Biar Nggak Boncos, Ini Untung-Rugi dan Tip Beli Saham IPO

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*