The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Exchange Traded Fund (ETF) telah menjadi semakin populer dengan pertumbuhannya yang signifikan di Indonesia.
Total Aset Under Management (AUM) ETF saat ini telah mencapai triliunan. Baik investor institusi maupun ritel sangat tertarik pada ETF karena sejumlah keunggulan yang dimilikinya.
ETF menggabungkan dua karakteristik produk sekaligus, yaitu reksa dana terbuka (open-ended fund) dan saham biasa (common stock).
SIMAK JUGA: ETF Pasif Vs ETF Aktif, Seperti Apa Perbedaannya?
Hal ini menjadikan ETF sebagai produk investasi yang mengikuti konsep kontrak investasi kolektif, dengan unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek seperti saham. Kelebihan ETF terletak pada diversifikasi dan fleksibilitas.
Ketika seorang investor memilih untuk berinvestasi dalam ETF, mereka tidak perlu repot-repot memikirkan diversifikasi karena hal ini terjadi secara otomatis melalui beberapa saham unggulan hanya dengan satu pesanan.
Dari sisi fleksibilitas, transaksi jual-beli ETF sangatlah fleksibel karena dapat dilakukan kapan saja selama jam perdagangan di bursa efek, serupa dengan saham.
Lebih rinci, terdapat sembilan poin perbedaan nyata antara reksa dana saham dan ETF:
1). Pengelolaan Perdagangan
Reksa dana biasanya diperdagangkan melalui Manajer Investasi (MI) atau Agen Penjual Reksa Dana. ETF diperdagangkan melalui Dealer Partisipan di Pasar Primer dan melalui berbagai broker di Pasar Sekunder.
2). Minimum Pembelian
Minimum pembelian unit reksa dana adalah 1 unit. Untuk ETF, dalam Pasar Primer, pembelian dilakukan dalam bentuk creation unit (1000 Lot = 100.000 unit), dan di Pasar Sekunder: 1 Lot (100 unit).
3). Biaya Transaksi
Biaya pembelian dan penjualan kembali untuk reksa dana umumnya berkisar antara 1% hingga 3%. Biaya untuk ETF sejalan dengan komisi yang dikenakan oleh broker (broker fee).
4). Risiko Transaksi
Risiko transaksi reksa dana melibatkan risiko dari Manajer Investasi (MI) terkait pengelolaan portofolio. Risiko transaksi ETF lebih dapat dikontrol dan lebih rendah karena transaksi jual-beli ETF dapat dilakukan kapan saja selama jam perdagangan di bursa efek.
5). NAB/UP (Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan)
Perhitungan NAB/UP reksa dana dilakukan satu kali setelah penutupan jam perdagangan di BEI. Indikasi NAB/UP (iNAV) ETF dihitung setiap saat selama jam perdagangan BEI.
6). Harga
Harga reksa dana hanya diketahui pada akhir hari, sementara harga ETF dapat diketahui secara real-time.
7). Portofolio
Reksa dana saham hanya menginformasikan 10 saham teratas dalam portofolio. ETF memungkinkan investor untuk mengetahui seluruh isi portofolio, termasuk bobot masing-masing saham.
8). Penyelesaian Transaksi
Penyelesaian transaksi reksa dana memakan waktu hingga T+7 (tujuh hari setelah transaksi dilakukan), sementara untuk ETF hanya T+2 (dua hari setelah transaksi dilakukan).
9). Dealer Partisipan
Reksa dana tidak memiliki Dealer Partisipan, sementara ETF melibatkan Dealer Partisipan. Dealer Partisipan adalah anggota bursa yang bekerja sama dengan Manajer Investasi (MI) pengelola ETF untuk melakukan pembelian atau penjualan unit penyertaan ETF.
Setelah memahami perbedaan di antara keduanya, langkah selanjutnya adalah memahami mekanisme transaksi ETF. Mekanismenya sangat sederhana. Ada dua pilihan dalam transaksi ETF, yaitu di Pasar Primer dengan pembelian minimum 1 unit kreasi/basket (1000 Lot = 100.000 UP) atau di Pasar Sekunder dengan minimum pembelian 1 lot (100 UP).
SIMAK JUGA: Reksa Dana ETF Makin Marak, Apa Itu ETF dan Bagaimana Cara Belinya?
Leave a Reply