Ini Perbedaan Scalper, Day Trader, Swing Trader dan Position Trader

Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Bagi kalian yang sudah masuk dalam dunia investasi saham, istilah “Trading Saham” pasti tidak asing. Trading adalah kegiatan jual-beli saham dalam jangka waktu relatif singkat, seperti hari, jam, bahkan menit.

Nah, pihak yang terlibat dalam trading ini disebut trader. Umumnya, trader menggunakan analisis teknikal untuk membuat keputusan investasi.

SIMAK JUGA: 3 Langkah Ini Wajib Dijalankan Trader Saat Menghadapi Saham yang Sedang Downtrend

Pihak yang melakukan trading saham disebut trader saham dan berikuy ini perbedaan tipe trader saham berdasarkan jangka waktu transaksinya:

1). Scalper

Trader tipe Scalper melakukan transaksi dalam waktu sangat singkat, bahkan hanya dalam hitungan jam, menit, atau detik. Mereka mengandalkan analisis teknikal dengan menggunakan grafik minute chart dan hourly chart untuk meraih keuntungan cepat.

2). Day Trader

Trader tipe Day Trader melakukan trading dalam satu hari, membuka posisi di awal sesi pembukaan dan menutupnya di akhir jam bursa pada hari yang sama. Mereka mengandalkan analisis teknikal dengan menggunakan grafik minute chart, hourly chart, dan daily chart.

3). Swing Trader

Swing Trader melakukan transaksi dalam rentang waktu singkat hingga menengah, dengan jangka waktu harian, mingguan, hingga bulanan. Mereka mengombinasikan analisis teknikal dan analisis fundamental dengan menggunakan grafik hourly chart, daily chart, weekly chart, dan terkadang monthly.

4). Position Trader

Position Trader melakukan transaksi dalam jangka waktu menengah hingga panjang, dengan jangka waktu harian, mingguan, atau bulanan. Mereka menggabungkan analisis teknikal dan analisis fundamental, menggunakan grafik daily chart, weekly chart, dan monthly chart.

Setiap individu memiliki strategi trading yang berbeda, sesuai dengan tujuan investasi masing-masing. Setiap strategi trading memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Untuk menentukan tipe trader yang sesuai, kamu harus mempertimbangkan tujuan investasi, kebutuhan, kemampuan, dan profil risiko pribadi. Selain itu, setiap strategi trading memiliki tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda. Prinsip “high risk, high return” berlaku di sini. Jadi. semakin tinggi potensi keuntungan, semakin tinggi potensi risikonya.

Tetaplah menerapkan manajemen risiko yang baik dan strategi trading yang sesuai dengan tujuan trading, apa pun tipe trading yang dipilih.

SIMAK JUGA: Apa Itu Bandarmology (Bandarmologi), Cermati Kelebihan dan Kelemahannya, Cek di Sini!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*