9 Ciri Daya Beli Masyarakat Merosot, Nggak Usah Bohong, Sudah Merasakan Ini Kan?

Daya beli masyarakat dan ekonomi lesu
Daya beli masyarakat dan ekonomi lesu (EduFulus/Ist)
Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Dalam teori ekonomi, penurunan daya beli masyarakat dapat dilihat melalui beberapa indikator dan ciri-ciri yang mencerminkan bahwa konsumen kesulitan untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah atau kualitas yang mereka inginkan.

Beberapa ciri-ciri atau tanda-tanda utama penurunan daya beli masyarakat dalam teori ekonomi antara lain:

1). Penurunan Konsumsi Rumah Tangga

Pengurangan Pembelian Barang Non-Pokok. Salah satu ciri yang paling jelas dari penurunan daya beli adalah pengurangan pembelian barang-barang yang tidak esensial, seperti pakaian baru, barang elektronik, dan barang mewah lainnya. Masyarakat akan lebih fokus pada barang-barang pokok (seperti makanan dan kebutuhan dasar) dan mengurangi pengeluaran untuk barang yang kurang mendesak.

SIMAK JUGA: Waspada! Situasi Ekonomi 2025 Tidak Baik-Baik Saja, Ingat Kata Analis Kemenkeu pada 2024 Lalu

Pengurangan Kunjungan ke Tempat Hiburan atau Restoran. Jika daya beli menurun, masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran untuk kegiatan rekreasi, makan di luar, atau perjalanan, karena mereka lebih mengutamakan kebutuhan dasar dan penghematan.

2). Peningkatan Permintaan Terhadap Barang Murah dan Produk Diskon

Perubahan Pola Konsumsi. Dalam situasi daya beli menurun, konsumen lebih cenderung memilih barang-barang dengan harga lebih murah, barang generik (private label), atau produk yang sedang diskon. Ini menunjukkan bahwa mereka berusaha menghemat pengeluaran dan mencari alternatif yang lebih terjangkau.

Peningkatan Penjualan Produk Ekonomis. Produk-produk yang lebih terjangkau atau barang-barang dengan kualitas lebih rendah cenderung meningkat penjualannya. Ini bisa dilihat dari banyaknya konsumen yang beralih dari barang premium ke barang dengan harga lebih rendah.

3). Penurunan Penjualan Sektor Tertentu

Sektor Barang Mewah. Penurunan daya beli sering kali diikuti dengan penurunan penjualan barang-barang mewah, kendaraan pribadi, atau properti. Konsumen tidak lagi mampu atau tidak mau membeli barang yang harganya tinggi, dan lebih memilih barang dengan harga yang lebih terjangkau.

Penurunan Sektor Otomotif dan Properti. Ketika daya beli menurun, sektor otomotif dan properti sering kali mengalami penurunan tajam, karena pembelian mobil atau rumah membutuhkan pengeluaran yang besar dan sering kali melibatkan kredit yang lebih sulit didapat.

4). Kenaikan Tingkat Penggunaan Kredit Konsumen

Meningkatnya Penggunaan Kartu Kredit. Ketika masyarakat kesulitan membeli barang dengan uang tunai, mereka lebih cenderung menggunakan kartu kredit atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka. Ini menunjukkan bahwa meskipun daya beli turun, masyarakat mencoba untuk terus mengonsumsi dengan menggunakan fasilitas kredit.

Tingginya Permintaan Kredit Konsumtif. Kredit konsumtif yang digunakan untuk membeli barang-barang non-esensial (seperti elektronik, perabotan rumah tangga, dll.) juga dapat meningkat. Ini menunjukkan bahwa konsumen tidak cukup mampu untuk membayar secara tunai, tetapi tetap berusaha mempertahankan gaya hidup konsumsi mereka dengan berhutang.

5). Inflasi dan Harga Barang Pokok Meningkat

Harga Barang Pokok Naik Tanpa Disertai Kenaikan Pendapatan. Penurunan daya beli sering kali terjadi dalam situasi inflasi, di mana harga barang dan jasa meningkat, tetapi pendapatan masyarakat tidak mengikuti. Meskipun konsumsi tetap berlangsung, daya beli menurun karena harga barang-barang pokok menjadi lebih mahal.

Keterbatasan Konsumsi Barang Pokok. Jika harga barang-barang pokok naik drastis, masyarakat mungkin terpaksa mengurangi kuantitas konsumsi mereka. Misalnya, mereka mungkin akan mengurangi pembelian makanan atau memilih makanan yang lebih murah atau kurang bergizi.

6). Tingkat Pengangguran yang Meningkat

Kehilangan Pekerjaan dan Pendapatan. Salah satu indikator utama penurunan daya beli adalah peningkatan pengangguran. Jika banyak orang kehilangan pekerjaan, mereka akan memiliki pendapatan yang lebih sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, yang membuat mereka kesulitan untuk membeli barang dan jasa.

Penurunan Pendapatan Rumah Tangga. Penurunan pendapatan yang signifikan dalam rumah tangga dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa. Masyarakat yang pendapatannya menurun akan lebih selektif dalam pengeluaran mereka dan hanya membeli barang yang paling mendesak.

7). Ketidakpastian Ekonomi dan Sentimen Konsumen

Penurunan Kepercayaan Konsumen. Dalam teori ekonomi, daya beli juga dipengaruhi oleh sentimen konsumen. Ketika masyarakat merasa khawatir tentang kondisi ekonomi, baik karena ketidakpastian politik, resesi, atau krisis ekonomi lainnya, mereka cenderung mengurangi pengeluaran mereka untuk menghemat uang. Ini sering kali tercermin dalam penurunan indeks kepercayaan konsumen (consumer confidence index).

Penundaan Pembelian Besar. Konsumen yang merasa tidak pasti tentang masa depan ekonomi mungkin memilih untuk menunda pembelian barang-barang besar, seperti rumah atau mobil, hingga kondisi ekonomi membaik.

8). Pengurangan Pembelian Barang Impor

Penurunan Daya Beli dan Pengurangan Pembelian Barang Impor. Dalam banyak kasus, jika daya beli masyarakat menurun, permintaan terhadap barang-barang impor juga bisa turun. Hal ini terjadi karena barang impor sering kali lebih mahal akibat fluktuasi nilai tukar mata uang atau biaya transportasi yang lebih tinggi, sehingga masyarakat beralih ke barang lokal yang lebih terjangkau.

9). Adanya Perubahan dalam Kebiasaan Menabung

Lebih Banyak Menabung dan Mengurangi Pengeluaran. Beberapa konsumen mungkin beralih ke kebiasaan menabung lebih banyak daripada berbelanja. Ini adalah strategi pengelolaan risiko yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi, tetapi hal ini juga mengurangi konsumsi dan berpengaruh pada daya beli masyarakat secara keseluruhan.
Kesimpulan

Secara keseluruhan, dalam teori ekonomi, penurunan daya beli masyarakat dapat terlihat melalui berbagai perubahan dalam pola konsumsi, pengurangan pengeluaran untuk barang-barang non-pokok, peningkatan permintaan untuk barang murah, penggunaan kredit yang lebih tinggi, serta penurunan penjualan sektor-sektor tertentu. Semua ini mengindikasikan bahwa masyarakat memiliki keterbatasan dalam membeli barang dan jasa seperti yang mereka lakukan sebelumnya, yang pada akhirnya dapat memengaruhi perekonomian secara keseluruhan.

SIMAK JUGA: Mengerikan! 9,48 Juta Orang Turun Kelas, Ekonomi Indonesia Guncang! Daya Beli Sudah Terasa Banget Menurun

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*