
The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Pada 2025, situasi ekonomi global diperkirakan masih akan menghadapi tantangan besar. Menurut proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3,2% pada 2025.
Awalnya, IMF memberikan prediksi angka 3,3% untuk pertumbuhan ekonomi global pada 2025. Namun, prediksi tersebut dipangkas menjadi 3,2% lantaran adanya peringatan meningkatnya risiko perang dan proteksionisme perdagangan.
“Kita bisa melihat dari dua sisi. Satu, situasi konflik geopolitik kelihatannya akan ada eskalasi di Ukraina, di Timur Tengah kondisinya masih tetap panas. Dua, kita bisa melihat dari perspektif terpilihnya Presiden Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat,” jelas Analis Kebijakan Madya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Rahadian Zulfadin panjang lebar pada Desember 2024 lalu.
SIMAK JUGA: IHSG Rontok, BEI Mulai Panik
“Kita belajar dari pengalaman waktu Presiden Trump terpilih di periode pertama, salah satu kebijakannya yang terkenal adalah perang tarif dengan Cina. Nah, kelihatannya ke depan itu akan kembali terulang,” imbuhnya.
Di sisi lain, Rahadian menegaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 masih terasa hingga saat ini. Ia menegaskan bawa pandemi adalah sebuah peristiwa yang sangat luar biasa karena dampaknya yang sangat luas dan mendalam di berbagai aspek kehidupan.
Pandemi Covid-19 memiliki skala penyebaran global, menimbulkan krisis kesehatan global yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan memicu resesi ekonomi.
Pandemi juga telah memaksa pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil langkah luar biasa untuk mengatasi dampak pandemi di berbagai bidang. Banyak negara melakukan pembatasan aktivitas, penggunaan masker, dan pemberian vaksinasi kepada masyarakatnya.
“Di masa pandemi itu, bahkan kita harus membuka limit defisit APBN kita dari 3%. Kita lepas karena apa? Karena pada saat pandemi pergerakan manusia dihalangi sehingga orang tidak bisa beraktivitas.”
“Perusahaan juga tidak bisa beraktivitas. Dampaknya penerimaan pajak turun dan di saat yang sama kebutuhan belanjanya sangat besar untuk kesehatan, untuk perlindungan sosial, untuk memberikan stimulus ke dunia usaha supaya tidak bangkrut,” jelas Rahadian.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa dampak dari pandemi berlangsung lama. Hingga saat ini, masih banyak negara di dunia terlibat utang dan mengalami peningkatan jumlah utang yang sangat drastis. Indonesia berhasil mengelola fiskalnya dengan baik selama pandemi sehingga utang tidak sampai di atas 40% pada saat itu.
“Jadi secara fiskal kita bisa lepas dari pandemi. Dengan kondisi fiskal yang masih sehat, pertumbuhan ekonominya bisa kembali ke tumbuh 5%. Kemudian APBN nya juga masih sehat,” kata Rahadian.
Namun demikian, dampak pandemi masih tetap terasa di berbagai bidang kehidupan, terutama bidang ekonomi. Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa luar biasa yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia di dunia.
Pandemi telah mengubah cara hidup, bekerja, dan berinteraksi. Aktivitas ekonomi menurun drastis karena adanya pembatasan sosial. Akibatnya, terjadi penutupan bisnis, penurunan produksi, dan gangguan rantai pasokan.
Banyak masyarakat di Indonesia kehilangan pekerjaan dan kehilangan pendapatan. Pengangguran meningkat dan kesejahteraan masyarakat menurun.
Di sisi lain, setelah pandemi usai dan dunia bisnis kembali bangkit, masyarakat juga perlu beradaptasi kembali setelah sebelumnya kehilangan pekerjaan dan kehilangan keterampilan bekerja.
“Nah ke depan, seperti apa kita perlu memperkuat struktur ekonomi kita supaya ketika nanti ada ancaman lagi seperti pandemi, kita bisa lebih kuat. Menurut saya yang harus diperkuat adalah manusianya. Kita lihat APBN punya prioritas belanja di pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial. itu seluruhnya adalah untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia kita,” ujar Rahadian.
SIMAK JUGA: Mengerikan! 9,48 Juta Orang Turun Kelas, Ekonomi Indonesia Guncang! Daya Beli Sudah Terasa Banget Menurun
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.
Leave a Reply