
The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Investasi aset kripto makin digemari. Seiring sejalan dengan modus-modus penipuan di dalamnya. Yuk kenali modus penipuan berbasis kripto!
Pada 2023, penipuan terkait kripto meningkat signifikan, dengan kerugian lebih dari 5,6 miliar Dollar AS atau setara Rp91,5 triliun.
Sementara, harga kripto yang terus melonjak tentu kian menarik perhatian para penipu.
SIMAK JUGA: Potensi Bitcoin Capai 126.000 Dollar AS pada Juni 2025, Pasar Bakal Bullish Lagi?
Nah, berikut beberapa modus penipuan kripto yang sering memakan korban:
Skema investasi Bitcoin
Modus ini paling banyak dilaporkan. Dalam skema ini, penipu berpura-pura menjadi manajer investasi yang akan menjanjikan keuntungan besar dari investasi kripto.
Biasanya, korban diminta membayar sejumlah uang muka. Tapi alih-alih mendapatkan keuntungan, uang itu justru digelapkan serta membawa serta data pribadi korban dengan dalih verifikasi dana.
Modus ini biasanya menyertakan dukungan selebritas. Penipu memasang foto selebritas di akun, iklan, atau artikel palsu agar seolah-olah sang selebritas mendukung investasi tersebut.
Love scam
Penipuan kripto marak terjadi di aplikasi kencan. Penipu biasanya akan membangun hubungan jangka panjang secara daring dan berusaha mendapatkan kepercayaan korban sebelum akhirnya meminta uang dalam bentuk kripto.
Sesudah mendapatkan uang dari korban, penipu langsung menghilang. Modus ini dikenal sebagai pig butchering scams dan menyebabkan kerugian konsumen sebesar 1,179 miliar Dollar AS pada 2023.
Rug Pull
Modus rug pull terjadi saat penipu mengembangkan proyek baru atau koin kripto untuk mengumpulkan dana, lantas melarikan uang tersebut.
Pemrograman proyek ini dibuat sedemikian rupa supaya investor tidak bisa menjual asetnya setelah pembelian.
Salah satu kasus terkenal adalah skema Squid Coin. Harga token Squid tiba-tiba melonjak dari 1 sen jadi 90 Dollar AS, sebelum akhirnya tak bisa diperdagangkan dan nilainya jatuh ke nol, dengan total kerugian 3 juta Dollar AS.
Serangan Man-in-the-Middle
Ini terjadi saat pengguna mengakses akun kripto di tempat umum. Penipu bisa menyadap jaringan Wi-Fi untuk mencuri kata sandi dan kunci dompet kripto korban.
Nah, untuk menghindari risiko ini, pengguna disarankan menggunakan VPN yang mengenkripsi data ketika berada di jaringan internet. Sehingga, peretas tak bisa mengakses informasi sensitif.
Phishing
Modus ini masih menjadi metode yang sering digunakan dalam pencurian data kripto.
Penipu akan mengirim email dengan tautan berbahaya ke situs palsu yang meminta informasi pribadi, termasuk kunci dompet kripto.
Tidak seperti kata sandi yang bisa diubah-ubah, kunci dompet kripto biasanya hanya tersedia satu kali dan tak dapat diperbarui. Bila kunci ini dicuri, pengguna harus membuat dompet baru.
Skema ponzi
Modus skema Ponzi memakai dana investor baru untuk membayar investor lama, tanpa investasi nyata di dalamnya.
Para pelaku menjanjikan keuntungan besar dengan risiko kecil agar korban tertarik.
Tahun lalu, Jonathan dan Tanner Adam menjalankan skema Ponzi dengan iming-iming imbal hasil 13,5 persen per bulan lewat bot yang diklaim bisa mengeksploitasi selisih harga kripto.
Total dana yang mereka kumpulkan sampai 60 juta Dollar AS, yang mereka gunakan untuk membeli barang mewah.
Flash Loan
Pinjaman kilat alias flash loan juga memungkinkan trader membeli token di satu platform dengan harga lebih rendah dan menjualnya di platform lain untuk mendapatkan keuntungan.
Penipu biasanya menggunakan dana pinjaman untuk menciptakan ilusi permintaan tinggi, lantas membatalkan pesanan setelah harga naik.
Pada Februari 2023, Platypus Finance mengalami serangan flash loan dengan kerugian 8,5 juta Dollar AS.
SIMAK JUGA: Harga Kripto Tunjukkan Tren Penurunan Setiap Bulan Ramadan, Ada Apa?
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com
Leave a Reply