The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Rebalancing portofolio penting karena dalam praktiknya, nilai saham dan aset lain yang diinvestasikan investor bisa berkembang atau menyusut. Investor yang awalnya mengalokasikan seluruh portofolio saham dan aset lainnya ini sangat mungkin menyaksikan pergeseran tersebut.
Ibarat kamar yang berantakan setelah didatangi teman, tentunya Smart People perlu merapikannya kembali seperti sedia kala.
SIMAK JUGA: Investor Vs Spekulator, Ini Kata Benjamin Graham
Di sinilah peran “rebalancing” atau “mengatur kembali” portofolio begitu penting. Sebab kalau diabaikan, portofoliomu akan timpang dan nantinya akan kesusahan mengelolanya.
Apa Itu Rebalancing Portofolio?
Dalam praktiknya, nilai saham dan aset lain yang diinvestasikan oleh para investor dapat mengalami kenaikan atau penurunan. Investor yang awalnya mengalokasikan seluruh portofolio saham dan aset lainnya mungkin akan menyaksikan pergeseran nilai tersebut, seperti kamar yang berantakan setelah dikunjungi oleh teman. Oleh karena itu, penting bagi para investor cerdas untuk merapikan portofolio mereka kembali ke posisi semula.
Inilah sebabnya mengapa “rebalancing” atau “mengatur kembali” portofolio menjadi sangat penting. Jika tidak diperhatikan, portofolio dapat menjadi tidak seimbang, dan ini bisa menyulitkan para investor cerdas dalam mengelolanya.
Rebalancing portofolio adalah tindakan untuk mengembalikan porsi masing-masing jenis aset investasi, seperti saham, obligasi, deposito, dan lain-lain, ke alokasi awal yang telah ditentukan oleh investor saat memulai investasi. Namun, dalam proses rebalancing, tidak jarang investor mengubah alokasi awalnya karena beberapa faktor.
Kapan Waktu yang Tepat Untuk Rebalancing?
Waktu yang tepat untuk melakukan rebalancing adalah secara berkala, biasanya setiap enam bulan atau setahun sekali. Misalnya, jika dalam satu tahun target imbal hasil investasimu belum tercapai, mungkin ada masalah dalam alokasi dana pada produk yang tidak sesuai.
Di sisi lain, jika investasimu telah mencapai target pertumbuhan dalam periode tertentu, rebalancing juga diperlukan untuk memaksimalkan imbal hasil investasi. Intinya, penting bagi para investor untuk melakukan rebalancing portofolio, baik ketika mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian.
Rebalancing tidak hanya dilakukan untuk mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi risiko kerugian, tetapi juga dapat dilakukan ketika terjadi peristiwa-peristiwa tertentu yang mengubah kehidupan seseorang, seperti menikah, memiliki anak, atau mengalami PHK.
Ada dua cara untuk melakukan rebalancing portofolio:
- Menjual aset yang telah melewati target alokasi, dan menggunakan uang hasil penjualan untuk membeli aset yang porsinya berkurang. Cara ini dapat membantu menghindari pajak yang biasanya dikenakan pada penjualan aset.
- Menanamkan uang baru untuk membeli porsi aset yang berkurang sehingga portofolio menjadi seimbang lagi. Cara ini juga dapat membantu menghindari pajak yang berlaku pada penjualan aset.
Sebagai contoh, Jono mengalokasikan portofolionya ke 40% saham, 50% obligasi, dan 10% deposito. Namun, pada saat berikutnya, persentase masing-masing aset mengalami perubahan karena return yang berbeda-beda.
Misalnya, persentase saham menjadi 46%, obligasi menjadi 46%, dan deposito menjadi 8%. Untuk mengembalikan porsi aset ke kondisi semula, Jono menjual 6% saham agar persentase saham kembali menjadi 40%. Dari hasil penjualan ini, dia menggunakan uang yang diperoleh untuk memulihkan porsi obligasi dan deposito yang berkurang.
Kapan Rebalancing Portofolio Dilakukan?
Rebalancing portofolio biasanya dilakukan oleh investor menjelang akhir atau pergantian tahun, atau dua kali dalam setahun. Namun, ada juga yang melakukan rebalancing jika perubahan alokasi mencapai 5% hingga 10%, atau ketika perubahan tersebut mengkhawatirkan.
Perubahan dalam profil risiko dan tujuan investasi juga bisa menjadi alasan lain mengapa investor melakukan rebalancing.
Dalam melakukan rebalancing, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, seperti biaya transaksi, profil risiko dan target investasi, serta tingkat risiko dan imbal hasil yang diharapkan.
Tujuan utama dari rebalancing portofolio adalah untuk memastikan bahwa alokasi saham dan aset lainnya sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh investor, sehingga risiko dapat dikelola dengan baik dan investor memiliki kendali penuh atas investasi mereka.
SIMAK JUGA: Mereview Target Keuangan yang Tak Tercapai
Leave a Reply