Terbesar Kedua di Asia, Kesadaran Masyarakat Indonesia terhadap Mata Uang Kripto dan Teknologi Blockchain Naik 4%

Trading kripto
Trading kripto (EduFulus/AI)
Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.comĀ ā€”Survei terbaru dari Consensys memperlihatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap mata uang kripto dan teknologi blockchain meningkat sebesar 4% pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

Indonesia kini menempati posisi kedua di Asia untuk adopsi kripto tertinggi, sejajar dengan Korea Selatan, hanya kalah dari Turki. Meskipun demikian, survei ini juga menunjukkan bahwa 63% masyarakat Indonesia masih merasa kesulitan dalam memahami teknologi kripto dan blockchain. Hal ini menyoroti pentingnya pendidikan dan akses informasi terkait kripto dan blockchain.

Consensys, perusahaan perangkat lunak blockchain dan web3 yang dikenal dengan dompet digital MetaMask, bekerja sama dengan YouGov untuk melakukan survei yang melibatkan 1.041 responden Indonesia berusia 18-65 tahun.

SIMAK JUGA: Ini Penjelasan Lengkap Apa itu Kripto dan Bitcoin Dilengkapi Mekanisme dan Cara Kerjanya

Seiring meningkatnya kesadaran, survei ini juga menunjukkan bahwa masalah keamanan tetap menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia terkait penggunaan kripto. Meskipun ada penurunan kecil sebesar 3% dibandingkan tahun lalu, Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat kesadaran tertinggi tentang keamanan kripto di Asia, dengan 89% responden menilai keamanan transaksi dan investasi kripto sangat penting. Fokus ini menunjukkan bahwa upaya berkelanjutan untuk menangani masalah ini sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan terhadap sistem desentralisasi.

Survei ini juga mengungkap penurunan signifikan dalam tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap institusi keuangan tradisional, seperti bank dan layanan pinjaman, yang turun sebesar 14%. Saat ini, hanya 66% masyarakat Indonesia yang menganggap sistem ini penting.

Temuan ini mengindikasikan adanya pergeseran kepercayaan dari sistem keuangan yang terpusat ke alternatif keuangan terdesentralisasi, yang bisa memperoleh perhatian pasar jika mampu mengatasi masalah keamanan.

Selain itu, ada perubahan dalam cara masyarakat Indonesia memandang kepemilikan digital. Dulu, Non-Fungible Token (NFT) lebih sering dikaitkan dengan seni dan koleksi kreatif, namun kini semakin banyak yang melihat blockchain sebagai alat untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan adil. Hal ini menunjukkan penerimaan yang lebih luas terhadap teknologi blockchain untuk aplikasi praktis di luar sekadar barang koleksi.

Joseph Lubin, Co-Founder Ethereum dan CEO Consensys, dalam keterangan resminya, menekankan bahwa blockchain dan desentralisasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kepercayaan dan transparansi dalam pengelolaan data. Survei ini juga mengungkapkan kekhawatiran global terkait privasi data dan misinformasi, yang menjadi isu penting di tengah perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan situasi politik global.

Lubin menyebut 2024 sebagai tahun monumental bagi kripto, dengan tren pertumbuhan dan adopsi kripto, web3, dan blockchain yang terus berlanjut. Ia menyatakan optimisme terhadap arah industri ini, mencatat bahwa regulasi yang lebih jelas, seperti yang dapat muncul setelah pemilu presiden AS baru-baru ini, akan semakin memperkuat perkembangan kripto dan desentralisasi.

Survei ini adalah kelanjutan dari survei 2023 dan melibatkan lebih dari 18.000 responden dari 18 negara di berbagai benua. Hasil survei memberikan wawasan tentang pemahaman dan persepsi publik terhadap web3, kripto, dan desentralisasi, serta tantangan dan peluang yang terus ada untuk edukasi dan adopsi teknologi ini.

SIMAK JUGA: Bukan Rahasia Lagi Kalau Jumlah Investor Kripto Kangkangi Jumlah Investor Saham

*Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya diĀ Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silahkan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*