Strategi Buy on Weakness

Investasi Saham
Investasi Saham (EduFulusIst)
Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com –  Pasar saham itu fluktuatif. Pergerakan harga sahamnya sangat dinamis. Tak hanya bullish, bursa juga mengalami penurunan atau bearish hingga beberapa saham kena Auto Reject Bawah (ARB). Makanya Buy on Weakness itu penting.

Apalagi saat awal-awal pandemi, saham-saham banyak yang berguguran. Harga saham-saham blue chip banyak yang terdiskon besar. Saat itu banyak saham yang menyentuh ARB.

Saat market sedang bearish tak sedikit investor atau trader uang panik dan cemas karena saham-saham miliknya memerah.

SIMAK JUGA: Apa Itu Trading Halt? Corona (Covid-19) Bikin Rontok IHSG dan Harga Saham di 2020

Memang sih kecemasan semacam ini sangat manusiawi. Namun di balik harga-harga saham yang sedang mengalami tren penurunan, sebenarnya ada peluang cuan yang bisa diperoleh yakni dengan melakukan Buy on Weakness (BoW) asal memiliki dana cadangan.

Strategi Buy on Weakness cukup populer di kalangan investor atau trader saham. Strategi ini dilakukan manakala banyak saham yang harganya mengalami penurunan (bearish) atau sedang diskon.

Buy on Weakness artinya membeli saham saat harganya rendah. Meski harganya rendah atau sedang turun namun diyakni memiliki prospek bagus yakni bisa kembali naik dalam jangka pendek.

Dengan kata lain, hanya saham yang prospeknya bagus saja yang layak dibeli dengan strtategi ini dengan harapan harganya akan berbalik menguat dalam jangka pendek. Namun penting dicatat di sini bahwa tidak semua saham yang harganya turun itu layak dibeli dengan strategi Buy on Weakness ini. Dengan kata lain, investor atau trader wajib melakukan analisis secara mandiri secara fundamental dan teknikalnya.

So, strategi Buy on Weakness adalah strategi investasi di mana seorang investor membeli saham pada saat harga saham turun atau melemah. Strategi ini didasarkan pada keyakinan bahwa harga saham akan naik kembali setelah mengalami penurunan harga. Tujuannya adalah untuk membeli saham dengan harga lebih murah dan kemudian menjualnya ketika harga naik kembali, sehingga dapat memperoleh keuntungan.

SIMAK JUGA: Kamu Newbie dalam Investasi Saham, Kuy Simak 5 Tip untuk Pemula Ini

Strategi ini sering digunakan oleh investor jangka panjang yang percaya bahwa perusahaan yang mendasari saham tersebut memiliki fundamental yang kuat dan potensial untuk tumbuh di masa depan. Mereka melihat penurunan harga saham sebagai kesempatan untuk membeli saham pada harga yang lebih murah dan kemudian menunggu hingga harga saham naik kembali seiring dengan pertumbuhan fundamental perusahaan.

Namun, strategi Buy on Weakness juga memiliki risiko, karena tidak ada jaminan bahwa harga saham akan kembali naik setelah mengalami penurunan harga. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis fundamental terhadap perusahaan dan memilih saham yang memiliki potensi untuk tumbuh di masa depan dan memiliki fundamental yang kuat, sehingga dapat meminimalkan risiko investasi. Selain itu, investor juga perlu memperhatikan toleransi risiko mereka dan memastikan bahwa strategi Buy on Weakness sesuai dengan tujuan investasi mereka.

Secara lebih terperinci, ada baiknya memahami saham yang valuasinya memang lagi murah. Murah itu bukan melulu soal nominal harga saham, tetapi jelas terkait dengan nilai valuasi sahamnya.

Nah, untuk mengukur valuasi harga suatu saham, investor atau trader sebaiknya menilainya dari rasio keuangan seperti Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Rasio keuangan ini bisa menjadi parameter dalam mengukur valuasi harga suatu saham benar-benar murah atau tidak. Dengan analisis yang komprehensif seperti ini maka Buy on Weakness (BoW) akan benar-benar membuahkan cuan.

SIMAK JUGA: Kelemahan dan Kekurangan Aplikasi SimInvest Garapan Sinarmas Sekuritas




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*