The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Dewasa ini yang namanya penjajah telah mewujud dalam bentuk dan wajah baru. Misalkan di sektor keuangan atau finansial, banyak perempuan Indonesia sebenarnya masih “dijajah” sehingga belum meraih kemerdekaan finansial.
Secara finansial, tidak sedikit perempuan Indonesia masih hidup dalam bayang-bayang stereotip gender yang cenderung menstigmatisasi bahwa perempuan secara finansial banyak bergantung pada laki-laki.
Stereotip maskulinitas dan otorisasi dalam keuangan, salah satunya karena adanya sistem kekerabatan patrilineal yang masih kental dan mengakar kuat dalam masyarakat. Padahal, dewasa ini urusan kemandirian keuangan di kalangan perempuan sudah tidak perlu diragukan lagi.
SIMAK JUGA: 4 Tip Tingkatkan Kepercayaan Diri dalam Investasi Saham bagi Perempuan
Contoh konkret untuk urusan investasi, skill perempuan sebenarnya juga tidak kalah bagus dengan kaum Adam dalam mendulang cuan. Tapi apa mau dikata, stereotip gender nyata-nyata masih melekat sehingga secara sosial merugikan kaum Hawa.
Diketahui, stereotip adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotip merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks.
Pada dasarnya stereotip dapat berupa prasangka positif atau negatif. Namun tak jarang, prasangka justru dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif, seperti diskriminasi terkait disposisi perempuan dalam hal keuangan ini.
Karena stereotip gender inilah perempuan terbelenggu. Makanya, perlu daya dan upaya nyata untuk mencapai kemerdekaan finansial sebagaimana digagas oleh Robert T. Kiyosaki yang mengelaborasi arti kemerdekaan finansial secara mendalam. Kemerdekaan finansial dalam alur pikirannya bukan dalam gambaran orang yang kaya-raya yang bergelimang harta.
SIMAK JUGA: Seperti Ini Lho Perbedaan Investor Perempuan dan Laki-laki dalam Investasi Saham
Merdeka dalam konteks keuangan adalah kondisi bebas yang benar-benar bebas menjadi diri sendiri dan benar-benar bebas menjalankan hal-hal yang disukai. Sayangnya, tidak semua perempuan bisa mencapainya.
Satu hal yang perlu ditekankan di sini, kemerdekaan finansial hanya bisa dicapai oleh mereka yang mau belajar dan bekerja untuk mencapai kebebasan keuangan, karena ini adalah suatu level kehidupan dimana seseorang dapat menjalani kehidupan tanpa perlu berpikir darimana datangnya uang untuk menutup pengeluaran.
Dengan kata lain, kemerdekaan finansial tak sesempit pada pendapatan yang besar, tabungan, dan deposito yang besar. Kemerdekaan finansial merujuk pada sumber penghasilan pasif yang terus-menerus. Adapun sumber pengeluaran itu bukan dari tabungan, melainkan dari penghasilan pasif yang datang terus-menerus mengalir ke rekening.
Penghasilan pasif tersebut tentunya berada di ranah dimana uang telah bekerja dengan sendirinya. Kemerdekaan tercipta karena uang telah bekerja untuk kita.
SIMAK JUGA: Investasi Saham untuk Orang yang Ngaku Paling Super Sibuk, Why Not, Gampang Tuh Ngakalinnya!
Nah, salah satu cara untuk membangun aset sehingga bisa memiliki penghasilan pasif tersebut, yakni dengan melakukan investasi di pasar modal yang kini makin mudah dan gampang karena sudah serba online.
Langkah paling gampang untuk merdeka secara finansial yakni dengan mengubah pola pikir saving ke investment society dengan investasi setidaknya reksa dana, karena investasi reksa dana termasuk instrumen investasi yang paling mudah dan cocok untuk pemula.
Reksa dana menjadi alternatif kece bagi para perempuan masa kini karena sangat mudah dan terjangkau. Setelah membeli reksa dana mereka tinggal duduk manis menunggu kinerja Manajer Investasi (MI). Dari sisi keterjangkauan, dengan modal kecil saja, para perempuan Indonesia sudah bisa menikmati imbal hasil (return) yang lebih tinggi dibanding bunga deposito. Perempuan, saatnya merdeka secara finansial dengan reksa dana.
SIMAK JUGA: Dear Milenial, Kurangi Kopimu, Nikmati Investasi
Leave a Reply