Laba BMRI, BBRI dan BBNI pada 2024 Menggiurkan, Siap-siap Dividen Jumbo Nih!

Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), mencatatkan kinerja laba yang sangat baik pada tahun 2024.

Kinerja positif ini berpotensi meningkatkan pembagian dividen pada tahun 2025. Ketiga bank ini juga menjadi bagian dari Badan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang memperlihatkan sinergi yang kuat dalam sektor perbankan.

BBRI menunjukkan hasil yang lebih impresif dibandingkan kedua bank lainnya, dengan laba sebesar Rp 60,64 triliun pada tahun 2024. Direktur Utama BRI, Sunarso, mengonfirmasi bahwa dividen yang akan dibagikan pada tahun 2025 akan memiliki rasio antara 80% hingga 85% dari laba tahun 2024. Dengan rasio 85%, BRI diperkirakan akan mengeluarkan dividen sebesar Rp 51,12 triliun, yang berarti dividen per saham sekitar Rp 204 dengan dividend yield sebesar 5,04%.

Bank Mandiri (BMRI) mencatatkan laba sebesar Rp 55,78 triliun pada tahun 2024, yang tumbuh sebesar 1,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan laba per saham sebesar Rp 597,67, Bank Mandiri berpotensi membagikan dividen sekitar Rp 358,6 per lembar saham pada tahun 2025, dengan perkiraan Dividend Payout Ratio sekitar 60%. Hal ini berarti Bank Mandiri berpotensi mengeluarkan dividen mencapai Rp 33,46 triliun.

SIMAK JUGA: Kok Bisa Saham Bank Besar Serentak Melemah? Apa Penyebabnya?

Direktur Keuangan dan Strategi BMRI, Sigit Prastowo, menjelaskan bahwa dalam lima tahun terakhir, rasio pembagian dividen perseroan dijaga pada level 60%. Meskipun demikian, keputusan final terkait pembagian dividen akan mempertimbangkan berbagai aspek, terutama untuk menjaga kesehatan kondisi bank. Kewenangan final terkait besaran dividen berada pada pemerintah melalui Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama.

Sementara itu, Bank Negara Indonesia (BBNI) berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 21,46 triliun, naik 2,64% dibandingkan tahun sebelumnya. BNI memproyeksikan rasio pembagian dividen tahun 2024 antara 55% hingga 60%, lebih tinggi dari rasio dividen pada tahun 2023 yang hanya sebesar 50%. Jika rasio dividen mencapai 60%, BNI berpotensi membagikan dividen sekitar Rp 345,28 per saham, yang berarti dividen yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 12,87 triliun pada Maret 2025.

Dengan proyeksi pembagian dividen yang begitu besar, total dividen yang akan dibagikan oleh ketiga bank BUMN pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai Rp 97 triliun. Meskipun demikian, pasar saham mengalami tekanan, dengan harga saham BBRI, BMRI, dan BBNI mengalami penurunan pada Februari 2025. Saham BBRI, misalnya, turun 3,26% pada 14 Februari 2025, dan secara tahunan telah terkoreksi sebesar 37,24%.

Harga saham BMRI juga mengalami penurunan sebesar 12,39% sejak awal tahun 2025, meskipun terjadi sedikit kenaikan pada 14 Februari 2025. Saham BBNI juga tercatat turun 2,82% pada periode yang sama, dengan penurunan tahunan sebesar 4,79%. Penurunan harga saham ini diperkirakan dipengaruhi oleh tekanan dari Foreign Outflow, yang berpengaruh terhadap emiten saham bank BUMN.

Meskipun harga saham sedang mengalami tekanan, analis pasar, seperti Head Online Trading BCA Sekuritas, Achmad Yaki, berpendapat bahwa bank-bank BUMN seperti BBRI, BBNI, dan BMRI memiliki bisnis yang kuat. Selain itu, kontribusi dividen yang besar bagi negara juga menjadi faktor yang mendukung keberlanjutan kinerja mereka. Pada 2023, dividen BUMN mencapai Rp 82,1 triliun, dan pada 2024 diperkirakan mencapai Rp 79,7 triliun, dengan target Rp 90 triliun di akhir tahun.

Yaki juga percaya bahwa meskipun kondisi perekonomian tidak optimal, dengan Menteri BUMN yang sama, kinerja perbankan BUMN akan tetap baik. Dia merekomendasikan untuk “hold” saham BBRI dengan target harga Rp 4.400, saham BBNI di harga Rp 6.075, dan saham BMRI di harga Rp 7.250. Sebagai tambahan, Yaki juga merekomendasikan membeli saham BBTN dengan target harga Rp 1.700.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta, juga menilai bahwa harga saham bank BUMN saat ini sudah berada di bawah nilai wajar. Nafan menyarankan untuk melakukan akumulasi beli, terutama mengingat prospek pertumbuhan kredit yang mendukung stabilitas ekonomi dan sektor perbankan. Ia merekomendasikan untuk membeli saham BRIS di harga Rp 3.350, saham BBRI di harga Rp 4.160, dan saham BBNI di harga Rp 4.510.

Namun, Nafan menekankan bahwa kebijakan Bank Indonesia untuk melonggarkan moneter di masa depan akan memberikan manfaat signifikan bagi sektor perbankan, karena dapat memperkuat likuiditas dan mendorong pertumbuhan kredit. Ini akan menjadi faktor positif untuk mendukung potensi pertumbuhan yang lebih baik bagi emiten-emiten bank tersebut.

Secara keseluruhan, meskipun saham-saham bank BUMN sedang berada dalam tekanan pasar, prospek dividen yang tinggi dan kekuatan fundamental bisnis bank-bank tersebut memberikan peluang investasi jangka panjang yang menarik. Dividen jumbo yang diproyeksikan untuk tahun 2025 memberikan sinyal positif bagi para investor yang mencari pendapatan pasif dari saham-saham BUMN.

SIMAK JUGA: Pasar Saham Lesu Akibat Suku Bunga, Ini Penjelasan Singkatnya

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*