The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan dan likuiditas transaksi Exchange-Traded Fund (ETF) di pasar modal Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memberikan insentif baru kepada Anggota Bursa (AB) dan Dealer Partisipan (DP).
Insentif tersebut berupa pembebasan biaya bagi AB yang melakukan pembelian dan/atau penjualan ETF di pasar sekunder.
Selain itu, bagi DP yang melakukan kewajibannya untuk memasukkan penawaran jual atau permintaan beli ETF di pasar sekunder dengan nilai transaksi tertentu setiap bulannya juga mendapatkan tambahan insentif sebesar satu sampai dua kali pembebasan biaya.
SIMAK JUGA: ETF Pasif Vs ETF Aktif, Seperti Apa Perbedaannya?
Biaya yang dimaksud pada kedua insentif tersebut mencakup biaya Transaksi Bursa sebesar 0,018% dan biaya jasa penyelesaian Transaksi Bursa di KSEI sebesar 0,003%.
Insentif ini diberikan di pasar reguler dan tunai yang dihitung setiap akhir bulan dan akan mengurangi tagihan biaya transaksi kepada AB pada periode tersebut.
Insentif transaksi ETF ini berlaku sejak 1 Juli 2024 hingga 31 Desember 2026, dan BEI bersama KSEI berhak untuk melakukan evaluasi setiap 6 (enam) bulan atas penerapan insentif tersebut.
Diketahui, ETF (Exchange-Traded Fund) adalah jenis investasi kolektif (fund) yang diperdagangkan di bursa seperti saham. ETF biasanya melacak indeks, komoditas, obligasi, atau kombinasi dari aset-aset ini, dan tujuan utamanya adalah menyediakan diversifikasi portofolio dengan cara yang lebih mudah dan murah daripada membeli aset-aset individual secara langsung.
SIMAK JUGA: Perbedaan Reksa Dana Saham dan ETF (Exchange Traded Fund)
Beberapa karakteristik utama ETF adalah sebagai berikut:
Struktur Kolektif: ETF merupakan pool investasi yang mengumpulkan dana dari berbagai investor untuk diinvestasikan dalam portofolio yang terdiversifikasi.
Transaksi di Bursa: ETF diperdagangkan seperti saham di bursa efek, artinya investor dapat membeli atau menjualnya kapan saja selama jam perdagangan bursa.
Pemantauan Indeks: Banyak ETF dirancang untuk melacak kinerja indeks tertentu, seperti S&P 500 di Amerika Serikat atau indeks IHSG di Indonesia. Ini memungkinkan investor untuk memperoleh paparan pada seluruh pasar atau sektor tertentu dengan mudah.
Biaya Rendah: Biaya manajemen ETF umumnya lebih rendah dibandingkan dengan dana investasi tradisional (misalnya, dana aktif yang dikelola secara aktif oleh manajer investasi).
Transparansi: Portofolio ETF umumnya dipublikasikan secara teratur, memungkinkan investor untuk mengetahui aset-aset apa saja yang dimiliki oleh ETF tersebut.
Liquidity (Likuiditas): Karena diperdagangkan di bursa seperti saham, likuiditas ETF biasanya tinggi, memungkinkan investor untuk membeli atau menjual dengan mudah.
Dalam konteks insentif yang disebutkan, BEI dan KSEI memberikan fasilitas pembebasan biaya transaksi kepada anggota bursa yang melakukan transaksi ETF, sebagai upaya untuk mendorong aktivitas perdagangan ETF di pasar modal Indonesia. Insentif ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan minat investor terhadap produk ETF di pasar.
SIMAK JUGA: Reksa Dana ETF Makin Marak, Apa Itu ETF dan Bagaimana Cara Belinya?
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.
Leave a Reply