IHSG Masih Lesu dan Tertekan, Ternyata Ini Penyebab!

SAHAM GORENGAN: Pada dasarnya saham gorengan itu identik dengan saham murah meriah yang tidak jelas fundamentalnya. Saham gorengan wajib diwaspadai investor, khususnya para investor newbie
SAHAM GORENGAN: Pada dasarnya saham gorengan itu identik dengan saham murah meriah yang tidak jelas fundamentalnya. Saham gorengan wajib diwaspadai investor, khususnya para investor newbie (pemula) (Edufulus/Ist)
Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – IHSG masih lesu dan tertekan. Pada akhir perdagangan Senin, 17 Maret 2025, IHSG ditutup melemah 0,67 Persen ke level 6.471,94.

Sepanjang 2025, IHSG ambles 8,59 persen. IHSG menjadi indeks terburuk nomor dua di Asia Pacifik, hanya lebih baik dari Thailand.

Bahkan, dalam satu tahun terakhir, IHSG sudah terkoreksi 10,55 persen.

Jika ditarik lebih jauh, tiga tahun terakhir, indeks komposit dalam negeri ini melemah 1,15 persen.

SIMAK JUGA: 7 Tip Memulai Trading Saham bagi Pemula, Segini Modal Awal agar Cuan

Ini pun mencerminkan imbal hasil di pasar saham pasca pandemi Covid-19 negatif. Sejumlah saham big caps, bahkan konstituen indeks LQ45 juga memberi imbal hasil negatif.

Contohnya, investor yang berinvestasi pada BBRI, 3 tahun lalu sudah menanggung rugi. Dalam tiga tahun terakhir, BBRI anjlok 17,63 persen.

Pun ASII terkoreksi 28,09 persen dalam 3 tahun terakhir. Saham TLKM juga ambles sampai minus 45,98 persen dalam 3 tahun terakhir.

Sentimen global tidak baik, pun kondisi internal negeri ini

IHSG butuh beberapa fase pemulihan yang lama agar bisa mencapai posisi setara dengan kondisi pasar sebelum Covid-19.

Demikian dikatakan Direktur Purwanto Asset Management, Edwin Sebayang.

Indeks pernah berada di level sekitar 6.600 di awal 2020, sebelum pandemi melanda. Sementara sekarang berada di level yang lebih rendah sekira 6.400.

“IHSG memang belum kembali ke posisi semula. IHSG tak akan turun lebih dari level 6.000 dalam waktu dekat, kecuali ada kejadian luar biasa,” ungkapnya.

Sejumlah analis menyebutkan bahwa lesunya IHSG dipicu sentimen global yang sedang tidak baik-baik saja.

Sementara, situasi dan kondisi dalam negeri juga kurang baik. Mulai dari penerimaan yang turun drastis sampai utang yang harus dibayar sebesar Rp1.300 triliun pada tahun ini.

Bila tidak segera berbenah dan memastikan program-program pemerintah berjalan, kondisi ekonomi bakal makin terperosok dalam.

Jika IHSG jatuh sampai ke bawah level 6.246, maka membuka peluang bergerak ke level 6.170, sebelum ke posisi 6.000.

Tekanan di pasar saham ini tentu bakal membuat investor beralih ke instrumen investasi yang lain.

SIMAK JUGA: Bos BCA dan BRI Berang dengan Influencer Saham Sesat yang Takuti Investor

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*