The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Tidak ada seorang pun trader atau investor saham yang menginginkan kerugian. Mau besar atau kecil kerugian yang dialami, pada dasarnya mereka tidak suka dengan yang namanya kehilangan uang.
Dari segi psikologi, setiap individu memiliki pandangan subjektifnya terkait dengan nilai uang, termasuk dalam konteks kehilangan uang.
Bagi mereka yang memiliki kekayaan, kerugian Rp100.000 mungkin dianggap remeh, tetapi bagi mereka yang kurang beruntung, kehilangan jumlah tersebut bisa sudah sangat berat.
SIMAK JUGA: 3 Tip Bijak dan Tepat Saat Saham Sedang Downtrend
Hal yang sama berlaku untuk keuntungan. Orang akan merespons keuntungan dengan beragam cara. Bagi mereka yang memiliki kondisi finansial yang pas-pasan atau kurang mampu, mendapatkan cuan atau untung sebesar Rp50.000 sudah dianggap besar, sementara bagi yang lebih berkecukupan atau sangat kaya, jumlah tersebut mungkin dianggap sepele.
Namun, yang menarik adalah bahwa dalam konteks investasi saham, baik bagi yang kaya maupun yang kurang beruntung, mereka sama-sama tidak ingin mengalami kerugian sekecil apa pun.
Tidak ada yang suka mengalami kerugian, baik itu orang kaya maupun yang kurang beruntung. Kerugian diartikan sebagai kehilangan, dan kehilangan uang itu selalu menyakitkan.
SIMAK JUGA: Jangan Panik Berlebihan Saat Saham Anjlok, Simak 6 Tip Berikut Ini
Menurut sebuah studi psikologi, otak manusia merespons kehilangan uang dengan cara yang mirip dengan respons terhadap rasa sakit. Oleh karena itu, saat memiliki saham yang mengalami kerugian atau terus merosot, perasaan tersebut dapat sama menyakitkannya dengan rasa sakit fisik.
Yang lebih memprihatinkan, banyak trader yang justru cenderung mempertahankan saham yang mengalami kerugian dalam harapan bahwa saham tersebut akan pulih nilainya. Dengan melakukan hal ini, rasa sakit tersebut justru berlangsung lebih lama.
Banyak trader yang akhirnya beralih menjadi investor jangka panjang karena pengalaman kerugian dalam saham yang mereka pilih, dengan harapan bahwa suatu hari nilai saham tersebut akan kembali naik.
Karena orang pada dasarnya tidak ingin mengalami kerugian, mereka melakukan berbagai upaya untuk menghindarinya. Namun, menariknya, dalam teori disposition effect, orang cenderung menjual saham yang menguntungkan terlalu cepat dan mempertahankan saham yang mengalami kerugian lebih lama.
Ini merupakan hal yang sangat disayangkan, karena hal tersebut menunjukkan bahwa investor atau trader tidak selalu membuat keputusan investasi atau perdagangan yang bijaksana.
SIMAK JUGA: Investasi Saham Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan
Leave a Reply