Bos BCA dan BRI Berang dengan Influencer Saham Sesat yang Takuti Investor

Daya beli masyarakat dan ekonomi lesu
Daya beli masyarakat dan ekonomi lesu (EduFulus/Ist)
Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, dan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso, baru-baru ini bereaksi terkait dampak yang ditimbulkan oleh influencer saham yang semakin banyak di media sosial.

Kedua tokoh penting ini menyuarakan keprihatinan mereka atas dampak negatif yang mungkin timbul akibat promosi saham yang tidak berbasis pada pemahaman fundamental yang kuat.

Jahja Setiaatmadja, dalam acara Emiten Talk BCA yang diselenggarakan akhir pekan lalu, menyoroti pengaruh besar yang dimiliki influencer saham terhadap para investor, terutama generasi muda.

SIMAK JUGA: Saham Blue Chips Sedang Berjatuhan, Pak Lo: Peluang Emas!

Ia mengingatkan para influencer untuk lebih berhati-hati dalam mempromosikan saham tertentu tanpa memahami dasar fundamentalnya dengan baik.

“Pahami dulu fundamentalnya, jika bagus baru boleh dipromosikan, jika tidak, tolong jangan menyesatkan banyak orang,” ujar Jahja.

Ia mengingatkan pentingnya pemahaman mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi, agar investor tidak terpengaruh hanya berdasarkan informasi yang tidak lengkap, yang sering kali beredar di media sosial seperti Instagram dan TikTok.

Jahja juga menekankan agar para investor, khususnya anak muda, untuk tidak hanya terpaku pada potensi keuntungan tinggi, tetapi juga harus mampu menilai risiko investasi dengan bijak.

“Saya tidak menyarankan semua orang untuk berinvestasi di saham, dan juga tidak semua orang harus memilih deposito di bank,” tegasnya.

Sementara itu, Sunarso, Direktur Utama BRI, juga memberikan komentar terkait tren penurunan harga saham BBRI, yang sebagian disebabkan oleh ketakutan yang disebarkan oleh konten kreator di media sosial dan YouTube.

Ia mengkritik analisis yang sering kali tidak akurat dan bisa menyesatkan pemegang saham BRI. Menurut Sunarso, ketakutan yang diciptakan oleh para YouTuber dan konten kreator bisa dengan mudah dibantah dengan menunjukkan kekuatan fundamental BRI yang solid.

“Ketakutan tentang saham BRI yang diciptakan oleh para YouTuber, yang analisanya kadang-kadang tidak akurat, sebenarnya bisa kita hadapi dengan fundamental BRI yang sangat kuat,” ujar Sunarso dalam acara Kompas 100 Outlook di Gedung BEI, Jakarta.

Sunarso menambahkan bahwa meski dalam situasi yang penuh tantangan, BRI tetap berhasil membukukan laba yang stabil, bahkan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 60,6 triliun pada 2024, hampir setara dengan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp 60,1 triliun. Ini menunjukkan ketahanan kinerja perusahaan meski ada tekanan eksternal.

“Dalam situasi yang tidak mudah, kita tetap bisa membukukan laba Rp 60 triliun,” kata Sunarso.

Lebih lanjut, Sunarso menyatakan bahwa ketakutan yang disebarkan oleh para konten kreator tidak terlalu mengkhawatirkan, karena BRI memiliki modal yang kuat, tercermin dari kemampuan mereka dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham. “Ketakutan akan penurunan saham BBRI masih bisa kita counter,” tambahnya.

Kedua pemimpin ini, Jahja Setiaatmadja dan Sunarso, mengingatkan bahwa pengaruh media sosial memang besar, namun para investor harus selalu bijak dan memperhatikan fundamental serta risiko sebelum membuat keputusan investasi.

SIMAK JUGA: IHSG Anjlok, Begini Saran Menurut Wyckoff Method dengan Pendekatan Analisis Big Fish

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*