Asal Usul Sell in May and Go Away

Investasi Saham
Investasi Saham (KalderaNews/Ist)
Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Sell in May and go away adalah sebuah ungkapan yang merujuk pada strategi investasi di pasar saham yang secara tradisional menyarankan untuk menjual saham pada bulan Mei dan menghindari berinvestasi dalam jangka waktu yang lebih panjang selama musim panas.

Konon, strategi ini berasal dari kepercayaan bahwa pasar saham cenderung berkinerja lebih buruk selama bulan-bulan musim panas, terutama antara Mei dan September, dan bahwa para investor akan lebih baik menjual saham mereka pada bulan Mei dan kembali ke pasar pada akhir musim panas atau awal musim gugur.

Meskipun strategi ini telah menjadi mitos yang cukup populer di kalangan investor, ada sedikit bukti statistik yang konsisten untuk mendukungnya.

SIMAK JUGA: Tip Mengeruk Cuan Window Dressing Saat Akhir Tahun

Pasar saham cenderung dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, politik, dan faktor-faktor lainnya yang sulit diprediksi dengan pasti.

Oleh karena itu, keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada analisis yang lebih mendalam dan faktor-faktor fundamental yang berkaitan dengan perusahaan dan pasar secara keseluruhan, bukan hanya mengandalkan pada pepatah atau kepercayaan populer semata.

Sebagai investor, lebih baik untuk melakukan analisis yang komprehensif tentang kondisi pasar, ekonomi, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi investasi daripada mengandalkan pada pepatah atau strategi investasi musiman secara langsung.

Dengan demikian, sementara konsep ini mungkin memiliki relevansi dalam konteks global, penilaian terhadap pasar saham Indonesia harus didasarkan pada faktor-faktor yang lebih spesifik dan informasi yang lebih terperinci tentang pasar lokal.

Pasar saham Indonesia memiliki dinamika dan faktor-faktor yang berbeda dibandingkan dengan pasar saham di negara-negara lain.

Pola “Sell in May and go away” tidak selalu berlaku secara konsisten setiap tahun di pasar saham Indonesia, karena faktor-faktor lokal dan global yang berbeda dapat memengaruhi kinerja pasar.

Muncul Abad Ke-19 di Inggris

Istilah “Sell in May and go away” pertama kali muncul pada abad ke-19 di Inggris. Asal usulnya terkait dengan kebiasaan para pedagang saham kelas atas di London yang sering meninggalkan kota pada bulan Mei untuk liburan musim panas.

Mereka percaya bahwa pasar saham cenderung berkinerja lebih buruk selama musim panas karena likuiditas pasar yang lebih rendah dan kurangnya aktivitas perdagangan.

Kata-kata “Sell in May and go away” dianggap sebagai nasihat investasi yang memberikan saran kepada investor untuk menjual saham mereka pada bulan Mei dan menghindari berinvestasi dalam jangka waktu yang lebih panjang selama musim panas.

Meskipun asal-usulnya terkait dengan kebiasaan pedagang di London pada abad ke-19, istilah ini masih digunakan secara luas dalam lingkungan keuangan modern untuk merujuk pada gagasan bahwa pasar saham mungkin berkinerja lebih buruk selama beberapa bulan musim panas.

SIMAK JUGA: Apa Itu Window Dressing?




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*