The Path To Financial Freedom – EduFulus.com – Desember ceria tinggal menghitung hari. Desember bakal menjadi momentum istimewa bagi para pelaku pasar modal seiring dengan optimisme negosiasi dagang antara Amerika Serikat dengan China. Terlebih, secara historis Desember menjadi momentum window dressing.
Investor pasar modal pun bakal ramai-ramai profit taking saat momen window dressing. Apalagi, para ekonom, pakar keuangan, dan analis pasar modal banyak yang optimis dengan kondisi pasar dan ekonomi dalam negeri. Untuk sektor keuangan, juga sudah ada katalis positif dari BI (Bank Indonesia) berupa penurunan suku bunga acuan yang berpotensi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi domestik dan mengantisipasi perlambatan ekonomi global.
Window dressing merupakan strategi yang digunakan perusahaan publik (emiten) atau manajer investasi dalam mempercantik kinerja keuangan dan portofolio bisnis untuk memikat investor. Secara historis, window dressing menjadi katalis positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
SIMAK JUGA: 4 Tips Cerdas Meminimalkan Risiko dalam Investasi Saham
Dari asal katanya window dressing yang bisa berarti “mempercantik diri”, window atau jendela yang identik dengan bagian dari rumah memungkinkan orang dari luar melihat kondisi di dalam rumah dan dressing yang artinya mendekorasi (mempercantik) supaya sesuatu terlihat rapi.
Di ranah keuangan window dressing ini terkait dengan proses mendekorasi beberapa bagian dari rumah (keuangan) supaya bisa terlihat bagus, jika dilihat orang luar melalui jendela.
Secara konkret di pasar modal, emiten (perusahaan) berupaya mendekorasi atau mempercantik indikator keuangan dari perusahaan agar tampil (keliatan) bagus pada laporan akhir tahun sehingga di tahun berikutnya tetap memikat investor dan pemegang saham.
SIMAK JUGA: 10 Tips Memilih Sekuritas Masa Kini yang Terbaik
Window dressing ini tentu bukan mitos atau spekulasi semata. Fakta historis IHSG cenderung naik di akhir tahun. Catatan IHSG memperlihatkan hanya pada Desember 1997 dan 2000 saja IHSG tidak menguat dan dalam 15 tahun terakhir IHSG jelas tidak pernah mengalami penurunan sekali pun saat Desember.
Meski Desember tinggal beberapa hari lagi, nyatanya dampak window dressing biasanya baru akan terasa pada akhir Desember. Efek window dressing biasanya baru terasa dalam 2 minggu terakhir Desember (terutama terjadi setelah libur Natal). Dengan begitu, perubahan di minggu-minggu awal Desember tentu belum perlu terlalu diperhatikan.
Tak hanya berlangsung di akhir Desember, dampak positif window dressing berupa harga-harga saham yang naik, biasanya juga mendatangkan penguatan hingga Januari di tahun berikutnya.
Harga-harga saham yang cenderung naik saat akhir tahun ini oleh Yale Hirsch di Stock Trader’s Almanac pada 1972 ini disebut juga dengan istilah Santa Claus Rally atau December Effect.
So, momen window dressing tentu tak boleh dilewatkan begitu saja oleh para investor saham. Momen ini merupakan momen emas untuk menikmati cuan saham. Salam cuan. (GWK)
SIMAK JUGA: 5 Cara Genjot Kelihaian Investasi Saham buat Milenial
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.
Leave a Reply