The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak hanya menjadi panggung bagi perdagangan saham dan surat utang, tetapi juga menjadi tempat yang mendukung transaksi produk derivatif.
Salah satu inovasi terbaru adalah produk kontrak berjangka saham atau Single Stock Futures (SSF) yang direncanakan akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2024.
Produk derivatif Single Stock Futures (SSF) adalah produk derivatif keuangan yang memungkinkan dua pihak untuk membeli atau menjual suatu saham dengan harga yang disepakati dan dalam jangka waktu tertentu.
SIMAK JUGA: ETF Pasif Vs ETF Aktif, Seperti Apa Perbedaannya?
Keberadaan SSF memberikan fleksibilitas kepada investor untuk melakukan transaksi tanpa harus memiliki underlying-nya terlebih dahulu. Produk ini bergantung pada nilai aset yang mendasarinya, dalam hal ini, saham.
Selain saham, produk derivatif keuangan lainnya yang menjadi underlying antara lain indeks saham, obligasi, mata uang, suku bunga, dan aset kripto.
Manfaat dan Spesifikasi SSF
SSF telah menjadi produk derivatif yang populer di berbagai bursa global sejak 1980-an. Keberadaannya di BEI diharapkan dapat memberikan kemudahan mekanisme perdagangan, sarana lindung nilai, leveraging, serta meningkatkan likuiditas dan efisiensi pasar underlying.
Spesifikasi SSF yang ditetapkan oleh BEI mengacu pada best practice bursa global dengan multiplier sebesar 100 saham, initial margin 4%, dan periode kontrak 1-3 bulan.
Mekanisme Transaksi dan Keuntungan Transaksi SSF
BEI bekerjasama dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk mempermudah investor dalam bertransaksi produk derivatif.
Upaya ini melibatkan peningkatan jumlah perusahaan efek yang menyediakan layanan perdagangan derivatif serta percepatan pembukaan rekening derivatif nasabah melalui subrekening KSEI.
KSEI juga tengah mengembangkan subrekening efek sebagai alternatif penyimpanan dana, meningkatkan efisiensi proses penyelesaian transaksi.
SIMAK JUGA: Perbedaan Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi
Dalam kondisi “Bearish,” investor dapat melakukan “SHORT” SSF untuk mendapatkan keuntungan jika harga underlying turun. Sebaliknya, dalam kondisi “Bullish,” investor dapat melakukan “LONG” untuk mendapatkan keuntungan jika harga underlying naik.
Transaksi SSF memerlukan initial margin minimal 4% dari total transaksi saham biasa, memungkinkan investor untuk berpartisipasi dengan modal lebih rendah. Keuntungan SSF direalisasikan setiap harinya secara mark to market.
Berdasarkan statistik World Federation of Exchanges (WFE), pertumbuhan transaksi SSF secara global meningkat pesat.
BEI berharap bahwa pengembangan SSF di Indonesia akan mendorong lebih banyak investor ritel masuk ke pasar derivatif, mengingat produk ini memiliki underlying saham individual dan multiplier yang rendah. Dengan ini, diharapkan pasar derivatif di Indonesia akan semakin berkembang dan mendalam.
SSF di BEI adalah langkah inovatif untuk memperkaya instrumen investasi di pasar modal Indonesia. Dengan mekanisme perdagangan yang mudah dipahami, SSF diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi investor dalam mengelola risiko dan meningkatkan likuiditas pasar.
Sebagai bagian dari evolusi pasar modal Indonesia, SSF menjadi salah satu instrumen yang dapat mendorong pertumbuhan dan daya tarik pasar derivatif di masa depan.
SIMAK JUGA: Kuy, Kenalan dengan DIRE
Leave a Reply