The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Bagi investor saham, selain memantau pergerakan harga saham, mereka tentu juga akan mengamati perubahan pada indeks harga saham setiap hari. Tapi sebenarnya, apa itu indeks harga saham?
Diketahui, saat ini terdapat 44 indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), baik yang dikelola sendiri maupun yang bekerja sama dengan pihak lain.
Namun yang menjadi indikator utama mencerminkan pergerakan semua saham yang terdaftar di Papan Utama dan Papan Pengembangan BEI, adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
SIMAK JUGA: IHSG Cetak Rekor Tertinggi di Level 7.323 di Awal Tahun 2024
Indeks saham adalah suatu ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga sekumpulan saham sesuai dengan kriteria dan metodologi tertentu, dievaluasi secara berkala.
Indeks saham ini memiliki berbagai manfaat bagi para investor. Contohnya, dapat memberikan gambaran umum pergerakan harga saham secara keseluruhan. IHSG menjadi tolok ukur kinerja portofolio saham dan dapat digunakan untuk mengukur keuntungan.
Dengan demikian, melalui pergerakan IHSG, investor dapat menilai dinamika harga saham secara keseluruhan dan kinerja portofolio sahamnya dengan membandingkannya dengan IHSG.
Jika IHSG mengalami kenaikan, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak saham yang mengalami kenaikan dibandingkan yang mengalami penurunan, dan sebaliknya. Selain itu, indeks saham juga dapat dijadikan acuan untuk portofolio aktif.
Evaluasi kinerja portofolio saham tentu memerlukan suatu acuan untuk perbandingan. Oleh karena itu, terdapat juga indeks harga saham sektoral. Sebagai contoh, jika seorang investor ingin berfokus pada sektor keuangan, indeks yang lebih relevan untuk memantau pergerakan saham di sektor tersebut adalah indeks sektor keuangan, bukan IHSG.
Bagi investor yang berkeinginan berinvestasi secara syariah, mereka dapat mengamati pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) atau Jakarta Islamic Index (JII). Kedua indeks ini mencakup saham-saham yang mematuhi prinsip syariah. Sebelum memilih saham syariah, investor dapat menggunakan ISSI atau JII sebagai acuan untuk kinerja portofolio saham.
SIMAK JUGA: Inilah 5 Indeks Saham Syariah di Pasar Modal Indonesia
Selain itu, untuk investor yang tertarik pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), mereka dapat memonitor pergerakan Indeks IDX ESG Leaders. Indeks ini berisi saham-saham dengan likuiditas dan fundamental yang kuat, serta nilai ESG risk score yang baik.
Sebuah nilai ESG risk score yang baik menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko rendah terhadap faktor risiko non-keuangan. Investor dapat menggunakan pergerakan harga Indeks IDX ESG Leaders untuk menilai kinerja saham yang memprioritaskan aspek ESG dan memilih saham dengan nilai ESG yang baik.
Evaluasi Tingkat Keuntungan Investasi
Selain sebagai alat pengukur performa portofolio, indeks saham juga dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat keuntungan investasi. Misalnya, jika seorang investor berencana berinvestasi dalam jangka panjang, ia dapat melihat rata-rata kenaikan harga saham per tahun dengan merujuk pada IHSG selama periode tersebut.
Melalui analisis pergerakan IHSG dari tahun ke tahun, investor dapat mengidentifikasi tren pertumbuhan harga saham dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi indeks harga saham.
Dengan menghitung rata-rata kenaikan IHSG, investor juga dapat mengevaluasi kinerja masing-masing portofolio saham, apakah imbal hasilnya berada di atas, sejajar, atau di bawah rata-rata imbal hasil IHSG. Jika hasilnya di bawah pergerakan IHSG, ini menunjukkan bahwa pemilihan saham mungkin tidak optimal.
Sebaliknya, jika portofolio saham mencatat keuntungan di atas pergerakan IHSG, itu berarti investor berhasil mengungguli IHSG dengan pemilihan saham yang optimal.
Namun, jika keuntungan portofolio saham dinilai rendah tetapi masih di atas IHSG, ini bisa menunjukkan bahwa bukan kesalahan investor, melainkan situasi pasar modal yang sedang menurun.
Secara umum, naik-turunnya indeks harga saham dipengaruhi oleh faktor internal, seperti kinerja perusahaan yang terdaftar, dan faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi di dalam negeri, regional, dan global, faktor politik, stabilitas, keamanan, serta faktor lain yang mempengaruhi sektor usaha masing-masing.
SIMAK JUGA: Inilah Empat Indeks Saham Syariah: ISSI, JII 70, JII dan IDX-MES BUMN 17
Leave a Reply