The Path To Financial Freedom, EduFulus.com – Generasi muda yang sibuk dengan smartphone, chatting, selfie dan wefie lalu mengunggahnya ke media sosial sering kita jumpai. Tak hanya di kafe, pemandangan seperti ini sering juga kita temui di mal, tempat wisata dan restoran. Uniknya, pemandangan seperti ini akan makin sering kita temui ke depannya.
Boston Consulting Group (BCG) dalam penelitiannya memprediksi jumlah generasi milenial di Indonesia pada 2020 akan mencapai 141 juta orang atau 64 persen dari total populasi Indonesia saat ini. Jumlah yang tidak sedikit.
Prediksi ini memperlihatkan bagaimana generasi milenial bakal mendominasi permasalahan sosial baru berupa budaya konsumerisme seiring dengan peningkatan volume dan nilai transaksi belanja. Apalagi, budaya berbelanja secara online dan cashless di kalangan generasi milenial boleh dikata telah membudaya.
SIMAK JUGA: Yuk, Kenali Bencana Keuangan di Masa Depan Ini
Anak-anak milenial ini memang “gila belanja”. Hasil survei Manulife Investor Sentiment Index pada Q4 2015 lalu bahkan menemukan 53 persen responden yang rata-rata generasi milenial menghabiskan 70 persen dari penghasilan mereka untuk berbelanja dan 10 persen dari responden menghabiskan 90 persen dari penghasilannya untuk berbelanja.
Kemudahan berbelanja menjadi pemicu peningkatan konsumerisme. Generasi milenial yang gandrung belanja ini memang familiar dengan teknologi, mulai dari gadget, internet dan online shopping menemukan cara berbelanja yang praktis.
“Kekinian”, begitu kata yang tepat untuk menggambarkan generasi yang lahir pada rentang 1980-2000 tersebut. Mereka terbiasa berbelanja baik melalui media sosial (facebook, instagram, whatsapp, blackberry messanger) atau disebut dengan social commerce maupun belanja di e-commerce platform yang sudah jauh lebih lengkap sistem pembayarannya karena dukungan financial technology (fintech).
SIMAK JUGA:Jasa Penulisan Artikel Pasar Modal Terpercaya
Nyatanya, istilah kekiniaan dan boros itu tidak beda jauh. Tingkat konsumerisme yang tinggi dari generasi millennial ini tentu membawa dampak serius untuk pengelolaan keuangan pribadi. Besar pasak daripada tiang tak asing lagi bagi generasi milennial. Kisah generasi milennial yang kehabisan uang di tengah bulan bukan hal baru. Nah, biar tidak kebablasan dalam berbelanja, berikut ini kebiasaan yang sebaiknya dihindari generasi millennial:
- Gampang Terpengaruh
Generasi milennial memang identik dengan generasi yang gampang terpengaruh. Istilahnya, mereka ini banyak yang bertidak terlebih dahulu, baru berpikir kemudian. Kalau teman update gadget, ia buru-buru ingin ganti yang baru. Mereka menjadi gadget freak karena takut tak diterima dalam pergaulan. - Apa-apa Dikredit
Generasi milenial itu gampang tergoda sehingga maunya apa-apa dikredit biar terkesan bisa punya barang-barang mewah. Bagi mereka, kemewahan itu bentuk eksistensi. Biar dianggap eksis, mereka rela kredit apapun yang diinginkan dan lagi ngetren. Karena tinggal, mereka pikir kartu kredit itu uang tambahan. Padahal, begitu digesek, saat itu juga mereka menjadi penghutang aktif. - Sering Hangout
Seperti tak peduli dengan pendapatan yang cekak, generasi millennial ini ternyata memiliki kebiasaan hangout di tempat-tempat yang mahal untuk menunjukkan kelas dan eksistensinya. Memang sesekali nongkrong sembari membeli jajanan atau minuman mahal itu boleh-boleh saja. Tapi kalau keterusan, baru tengah bulan saja gaji bisa sudah kering. - Cepat Merasa Puas
Generasi milennial itu gampang puas dengan gaji yang didapatkan. Mereka malas mencari pendapatan tambahan. Dibanding mencari pendapatan tambahan, mereka lebih memilih utang atau kredit. - Meremehkan Nilai Uang
Generasi milennial itu sering menggampangkan cara mendapatkan uang sehingga meremehkan nilai uang. Pengeluaran pun tak beraturan, apalagi tercatat. Kebiasan buruk ini mengancam keuangan di masa depan. Investasi untuk masa depan mereka abaikan karena bagi mereka hidup adalah hari ini. Padahal agar tidak boros, generasi “gadget freak” ini bisa memanfaatkan platform fintech modern untuk investasi. Kendati demikian, perlu dipilih platform atau aplikasi yang terpercaya dan diawasi oleh OJK.
SIMAK JUGA: 8 Tips Cerdas Memilih Reksa Dana
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.
Leave a Reply