The Path To Financial Freedom – EduFulus.com – Natal sudah di depan mata, tapi pandemi Covid-19 tak segera berakhir. Natal 2020 memang tergolong istimewa dan mungkin hanya akan sekali terjadi dalam hidup, dimana perayaan Natal dirayakan di tengah ancaman pandemi Covid-19.
Natal jadi terasa berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perayaaan Natal akan dirayakan dalam suasana kurang meriah karena physical distancing. Perayaan hanya terbatas dilakukan di lingkup keluarga kecil alias tidak terkonsentrasi di gereja-gereja.
Nah, jelang perayaan Natal 2020, ada yang ditunggu-tunggu salah satunya Tunjangan Hari Raya (THR) bagi yang merayakannya. THR dinanti-nantikan mereka yang berstatus pekerja.
SIMAK JUGA: Dear Milenial, Kurangi Kopimu, Nikmati Investasi
THR merupakan pendapatan non upah yang sangat dinanti-nantikan pekerja dan keluarganya. Menurut Permenaker Nomor 6 Tahun 2016, THR diberikan satu kali dalam satu tahun sesuai dengan hari raya keagamaan masing-masing karyawan.
Merujuk pada Permenaker di atas beberapa karyawan yang beragama Katolik atau Kristen di sejumlah perusahaan akan menerima uang THR sekitar pertengahan Desember.
Sesuai dengan nama, maksud dan tujuannya, uang THR Natal memang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Natal.
Nah, biar benar-benar mendatangkan manfaat di tengah pandemi Covid-19, uang THR Natal perlu dikelola dengan strategi jitu. Pengelolaan dan pengeluaran uang THR perlu dilakukan dengan bijak.
SIMAK JUGA: Kuy, Kenalan dengan DIRE
Karena itu, uang THR Natal yang diterima selayaknya dijauhkan dari hal-hal yang terkait dengan pemenuhan keinginan dan kesenangan semata atau foya-foya semata, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sedang berat di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Lantas seperti apa cara mengelola mengalokasi duit THR di masa pandemi Covid-19?
Pertama, Kebutuhan Natal
Yang dimaksud kebutuhan Natal di sini meliputi kado atau hadiah Natal, baju, kue-kue, uang angpao (uang salam tempel) dan aksesoris Natal. Termasuk di dalamnya pula, THR untuk mereka yang selama ini membantu di rumah seperti asisten rumah tangga, security hingga tukang sampah, dengan catatan mereka belum mendapatkan saat Lebaran, wajib diberikan. Karena yang namanya kebutuhan Natal ini boleh dikata banyak, idealnya alokasi dananya sebesar 50 persen dari uang THR yang diterima. Nah, karena saat ini masa pandemi, tentu saja kebutuhan Natal tidak begitu besar. Begitu juga dengan adanya imbauan untuk tidak kumpul-kumpul dulu maka alokasi keperluan mudik tidak dilakukan. Karena biasanya keperluan mudik itu tidak sedikit, mulai dari tiket, akomodasi hingga biaya transportasi lainnya, idealnya, pos ini memang diutamakan terlebih dahulu dibanding kue, pakaian, dan aksesoris di atas. Alokasi untuk keperluan mudik ini sebesar 20-30 persen dari uang THR yang diterima. Namun karena kemungkinan kebutuhan Natal dan mudik ini nggak akan teralokasi secara maksimal maka dana-dana ini bisa dialokasikan ke pos lainnya.
Kedua, Beramal
Pandemi Covid-19 menyebabkan dampak ekonomi yang tidak ringan. Perekonomian menjadi seret dan memprihatinkan. Tidak sedikit orang-orang di sekitar kita yang kena PHK atau kehilangan pekerjaan hingga untuk sementara dirumahkan. Pada mereka-mereka ini sebagian uang THR dibagikan, karena semangat Natal pada dasarnya adalah berbagi. Berbagi di sini tentu saja wajib tepat sasaran. Karena tahun ini tergolong istimewa, tak ada salahnya porsi amal ini dinaikkan dari tahun-tahun sebelumnya, misalnya menjadi 20% dengan para penerimanya yang benar-benar membutuhkan. APalagi dana untuk mudik dan kebutuhan Natal juga tak maksimal dalam pengalokasiannya.
Ketiga, Bayar Utang
Utang itu sifatnya membebani. Utang rumah, mobil, hingga kartu kredit ada baiknya mulai dilunasi atau setidaknya dikurangi jumlah tagihannya dengan uang THR Natal. Dengan uang THR ini, setidaknya durasi pinjaman bisa lebih pendek dan jumlah tagihan menjadi lebih ringan. Beban utang pun menjadi lebih ringan. Kebutuhan untuk mudik hingga hiburan Natal pada masa pandemi Covid-19 boleh dikata susut karena imbauan untuk mengurangi aktivitas keluar rumah guna mencegah peningkatan penularan wabah Corona. Uang untuk keperluan mudik hingga gaya hidup jelang Natal ini biasanya tidak sedikit. Ada uang tiket, akomodasi, biaya transportasi hingga liburan bersama keluarga. Karena sebaiknya menahan diri, lantas sebaiknya mau dikemanakan uang-uang ini? Ingat utang! So, bagi yang masih memiliki utang, sebaiknya uang kurangi beban utang atau kalau dananya cukup dilunasi. Utang yang dikurangi atau dilunasi, otomatis membuat beban hidup menjadi berkurang atau setidaknya menjadi lebih ringan.
Keempat, Uang Cadangan (Dana Darurat)
Uang cadangan ini disiapkan untuk hal-hal yang sifatnya darurat atau musibah, meski banyak dari kita tak menginginkan musibah menimpa. Kendati demikian, jika sudah memiliki dana darurat, alokasi ini bisa ditambahkan untuk aset investasi. Idealnya, persentase alokasi uang THR untuk uang cadangan ini sebesar 10-20 persen. Pandemi Covid-19 tak satu pun yang bisa memprediksi secara pasti kapan akan berakhir, meski oleh pakar sekaligus. Semua hanya bisa berharap penanganan yang serius dilakukan secara bersama-sama untuk percepatan pemulihan. Nah, di tengah ketidakpastian ini, tentu secara finansial sangat dibutuhkan yang namanya dana darurat. Dana darurat untuk 2021 masih sangat dibutuhkan. Dana darurat (emergency fund) itu idealnya 12 kali rata-rata pengeluaran bulanan dan minimalnya 3 kali rata-rata pengeluaran bulanan. So, menyisihkan atau menambahkan porsi dana darurat itu sangat penting suapa siap menghadapi 2021. Karena dana darurat ini sifatnya harus mudah dicairkan maka selain tabungan konvensional, jenis investasi reksa dana pasar uang bisa dimanfaatkan untuk menampung sekaligus mengembangkan dana yang dimiliki.
Kelima, Investasi
Ini yang kadang diabaikan para penerima THR. Mengalokasinya uang THR untuk menambah aset investasi sangat dianjurkan dan sebaiknya langsung disisihkan begitu uang THR cair. Idealnya, nominal untuk investasi dari uang THR ini minimal 10 persen. Selain dialokasikan untuk dana darurat, yang tak boleh dilupakan adalah investasi. Sekecil apa pun jumlahnya, investasi wajib dibiasakan. Memulai atau menambah porsi investasi di tengah pandemi bukan larangan, tetapi justru wajib dilakukan. Investasi itu penting untuk jaminan dan keamanan keuangan di masa depan.
SIMAK JUGA: Yuk, Kenali Bencana Keuangan di Masa Depan Ini
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.
Leave a Reply