14 Indikator Laporan Keuangan Emiten yang Perlu Diperhatikan Sebelum Sahamnya Dibeli

Laporan Keuangan
Laporan Keuangan (EduFulus/Ist)
Jangan Lupa Bagikan!

The Path To Financial Freedom, EduFulus.com  – Berinvestasi di pasar modal mengutamakan prinsip transparansi. Salah satu syarat bagi perusahaan publik yang ingin tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah harus mematuhi prinsip keterbukaan, yaitu transparansi.

Bentuk transparansi ini antara lain dengan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan dan informasi material lainnya secara berkala yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Tujuannya adalah membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Karena fundamental perusahaan akan mempengaruhi harga saham, laporan keuangan perusahaan adalah dokumen pertama yang harus dibaca oleh investor di pasar modal.

SIMAK JUGA: 3 Langkah Mudah Lapor Pajak Saham di SPT Tahunan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, biasanya dipublikasikan setiap tiga bulan dan tahunan setelah melalui proses audit.

Investor perlu memahami cara membaca dan menganalisis laporan keuangan emiten yang tercatat di BEI untuk menilai kinerja perusahaan dan menentukan kelayakan sahamnya.

Laporan keuangan kuartalan dan tahunan perusahaan tercatat dapat dilihat dan diunduh di situs resmi BEI atau situs masing-masing perusahaan serta media massa nasional.

Ada beberapa indikator dalam laporan keuangan emiten yang perlu diperhatikan untuk menilai kinerja perusahaan:

  1. Kenaikan Laba Bersih: Perusahaan menunjukkan kenaikan laba bersih dibandingkan periode sebelumnya.
  2. Return on Equity (ROE): Tingkat pengembalian investasi. ROE minimal 15% setahun menunjukkan kinerja baik.
  3. Pembayaran Dividen: Perusahaan membayarkan dividen sebesar 30-40% atau lebih dari laba bersih. Dividen yang terlalu kecil atau besar bisa menjadi indikator pertumbuhan perusahaan.
  4. Utang yang Kecil: Liabilitas perusahaan harus lebih kecil atau setara dengan ekuitasnya.
  5. Bunga Utang yang Kecil: Utang dengan bunga rendah mengurangi beban operasional perusahaan.
  6. Saldo Laba yang Positif: Nilai laba dalam ekuitas harus tercatat positif, menunjukkan pertumbuhan perusahaan.
  7. Asset Turnover (ATO): Penjualan atau pendapatan dibagi dengan total aset, semakin besar ATO semakin baik.
  8. Inventory Turnover (ITO): Pendapatan atau penjualan dibagi dengan persediaan. Nilai ITO yang besar menunjukkan perputaran penjualan yang cepat.
  9. Current Ratio (CR): Perbandingan antara aset lancar dan utang lancar. CR yang besar menunjukkan perusahaan mampu membayar utang jangka pendeknya.
  10. Net Income Margin (NIM): Laba bersih dibagi dengan pendapatan atau penjualan. Marjin laba yang besar menunjukkan kinerja yang baik.
  11. Beban Pajak Maksimal 25% dari Laba Usaha: Beban pajak yang tidak terlalu besar menunjukkan laba riil perusahaan.
  12. Laba Komprehensif: Laba komprehensif tidak beda jauh dengan laba bersih menunjukkan konsistensi kinerja.
  13. Arus Kas Sejalan dengan Laba Rugi: Arus kas dari aktivitas operasi yang sejalan dengan laporan laba rugi menunjukkan pendapatan yang riil.
  14. Neraca Keuangan yang Bersih dan Sederhana: Laporan keuangan yang mudah dibaca dan dipahami lebih dapat diandalkan.

Selain itu, hasil audit oleh akuntan publik harus menyatakan “Wajar Tanpa Pengecualian”. Investor dapat melihat ini pada laporan keuangan akhir tahun perusahaan yang telah diaudit.

Jika laporan keuangan memperoleh opini “Wajar Tanpa Pengecualian”, risikonya lebih kecil dibandingkan dengan opini “Wajar Dengan Pengecualian”.

SIMAK JUGA: Perkuat Pasar Modal, OJK Terbitkan 2 Aturan Pembelian Kembali Saham dan Audit Laporan Keuangan, Ini Isinya!

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus.com lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan EduFulus.com, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: edufulus@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*